[Puisi] Salam Cinta Untuk Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq

Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq,

Salam cinta dari kami anak manusia

yang cinta tegaknya keadilan

Keadilan yang seadil-adilnya
Bukan keadilan yang dipaksakan

Bukan keadilan rekayasa tirani

Keadilan yang mengedepankan fakta hukum

Bukan keadilan nafsu angkara murka

Seolah-olah mereka paling berkuasa

Padahal nyatanya hanya bualan belaka

Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq,

Bagi kami kau pejuang

Pejuang keadilan

Pejuang yang mereka takutkan

pejuang yang ingin mereka hancurkan mukanya

pejuang yang ingin mereka bui

Dengan bui nafsu dan keserakahan

Beralaskan rantai kedzoliman

Ustadz Lutfi Hasan Ishaaq,

Kami tahu meskipun begitu 

kau begitu tegar

Ini uzlah bagimu

Sel besi tak akan mengubah niatmu 

untuk tegakkan keadilan dibumi pertiwi

Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq,

Kami tahu semua pejuang melalui jalan ini

Jalan cinta para pejuang

Kami tahu kau sudah terbiasa dengan ini

Medan jihad pernah kau lalui

Nyalimu selalu menciutkan syetan dan sekutunya

Makanya mereka membangun koalisi

untuk menghancurkan dirimu dan jamaahmu

Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq,

Sungguh,

Kami ikut merasakan penderitaanmu

Kami menangis mendengar vonismu

Kami menangis bukan karena lama vonismu

Kami menangis karena keadilan ini sudah tercabik-cabik

Tergadaikan oleh konspirasi dan koalisi

Serta kepentingan duniawi

Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq,

Kami tahu ujian ini

Tak akan menghentikan langkahmu untuk berjuang

Kami juga sama ustadz,

Kami akan mengobarkan semangat kami

Untuk berjuang menegakkan kalimat Allah di muka bumi

Kami yakin di hari kiamat nanti

Pengadilan Allah tak akan bisa dibohongi

Keadilan tak akan bisa dibeli

Apalagi mencari sensasi

seperti halnya mereka saat ini

Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq,

Sekali lagi

salam cinta dari kami

Saudaramu yang selalu mendoakanmu

yang selalu menebar cinta, kerja dan harmoni

Kami mencintaimu karena Allah

Allahu akbar!

Allahu akbar!

Allahu akbar!

Banten, 10 Desember 2014

Jam 03.30 WIB

Akhukum fillah,

Ahmad Fatih

(Ini bukan kefanatikan, apalagi mengkultuskan. Kami hanya ingin keadilan yang berdasarkan fakta hukum. Keadilan yang seadil-adilnya)

Tweet