Anis Matta: Hargai Pahlawan, Penamaan KRI Usman Harun Tepat

Anis Matta: Hargai Pahlawan, Penamaan KRI Usman Harun Tepat
PKS Update - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, angkat bicara terkait polemik penamaan kapal angkatan laut KRI Usman Harun. Menurut Anis Matta, penamaan KRI Usman Harun sudah tepat karena keduanya merupakan pahlawan nasional.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Falsafah ini menjadi dasar Anis Matta mendukung pemerintah memberikan nama itu.

"Sudah benar pemerintah memberi nama itu, tak ada masalah," kata Anis Matta di Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Seperti diberitakan dibeberapa media, pemerintah Singapura memprotes keras penamaan kapal perang baru milik TNI angkatan laut Indonesia karena Singapura menganggap Usman Harun bukan pahlawan. Namun meski begitu, Anis Matta berpendapat seharusnya ini tidak menjadi polemik Indonesia-Singapura dan masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan.

"Saya kira itu tidak perlu dibesar-besarkan," ujar mantan Wakil Ketua DPR RI ini.

Siapa Usman-Harun Sebenarnya?

Untuk diketahui, penamaan kapal itu diambil dari nama dua pahlawan nasional Indonesia yaitu Usman Haji Mohamad Ali dan Harun Said. siapa mereka sebenarnya sehingga Singapura penamaan kapal TNI angkatan laut dengan nama mereka? Berikut sejarah singkat mereka seperti dilansir situs inilah.com:

Usman, bernama lengkap Usman Janatin bin H. Ali Hasan. Usman lahir di Dukuh Tawangsari, Desa Jatisaba, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada 18 Maret 1943. Pangkat terakhirnya adalah Sersan. Dia anggota elit Korps Komando Operasi (KKO), cikal bakal Marinir Angkatan Laut (AL).

Harun, bernama asli Tohir bin Said, yang kemudian dikenal Harun Said. Lahir di pulau Bawean, Kabupaten Gresik Jawa Timur. Dia adalah anak ketiga dari ayah bernama Mandar dan ibu Aswiyani. Pangkat terakhir adalah Kopral.

Pada periode 1962-1966, terjadi ketegangan semenanjung Malaya. Ada keinginan Malaysia menyatukan Brunei, Sabah dan Sarawak. Indonesia di bawah komando Presiden Soekarno menolak itu.

Penggabungan itu oleh Malaysia diharapkan menjadi Federasi Malaysia. Soekarno mentah-mentah menolaknya. Karena bagi Soekarno, cara Federasi Malaysia adalah imperialisme gaya baru.

Bagi Soekarno, Federasi Malaysia layaknya "boneka Inggris". Juga mengancam Indonesia karena bisa jadi mendukung pemberontak yang saat itu masih ada di Indonesia.

Digelorakannya Dwikora oleh Soekarno, memulai perlawanan terhadap Federasi Malaysia itu. Konfrontasi Indonesia-Malaysia semakin memanas. Pada 3 Mei 1964, dikirim relawan ke negara-negara tersebut.

Harun Said dan Usman Hj Mohd Ali yang saat itu anggota KKO, dikirim ke Singapura dengan perahu karet. Mereka diminta melakukan sabotase terhadap kepentingan Singapura.

Kerja keduanya terbilang sukses. Hingga pada 10 Maret 1965 terjadi pengemoban di MacDonald House, yang juga kantor Hongkong Bank dan Shanghai Bank. Lokasinya di Orchard Road. 33 orang dikabarkan luka berat, tiga lagi meninggal dunia.

Singapura mendeteksi pelakunya. Usman dan Harun mencoba untuk keluar dari Singapura. Penjagaan semakin diperketat di jalur keluar Singapura. Berbagai cara dilakukan keduanya untuk keluar.

Usman dan Harun sempat bertolak meninggalkan Singapura dengan perahu. Sayang, di tengah perjalanan, mesin perahu mati sehingga mereka tertangkap.

Mereka divonis hukuman gantung. Upaya banding Indonesia mental. Sehingga keduanya pada 1968 dihukum gantung. Usman dan Harun meninggal pada usia yang tergolong muda, 25 tahun.

Setelah penghormatan terakhir, jenazah keduanya diterbangkan ke Indonesia menggunakan pesawat TNI AU. (ndr/af/inilah)

0 Response to "Anis Matta: Hargai Pahlawan, Penamaan KRI Usman Harun Tepat"

Post a Comment